Investasi Apartemen bisa sangat menguntungkan. gambar : indonesiaoversight.com |
3 Hal Penting yang Harus Dipertimbangkan sebelum Membeli Properti
Prospek investasi di properti akan mengalami peningkatan yang sangat pesat, risiko kerugian yang dialami pun sangatlah kecil jika dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Selain memiliki risiko yang kecil, untuk melakukan investasi properti di Indonesia juga tidak memerlukan pengetahuan yang super canggih atau pun ilmu khusus untuk memahaminya seperti pada instrumen investasi lain.
Saya ingin berbagi pengalaman nyata seorang sahabat saya bernama Matthew dalam berinvestasi properti yang ia lakukan pada tahun 2012 silam. Pada waktu itu ia termasuk newbie dalam hal investasi properti sehingga ia banyak belajar dari buku-buku dan dari seorang teman kami yang lain, Daly, yang telah lebih dulu berinvestasi properti.
Saat itu Matthew sedang bekerja di sebuah institusi keuangan asing dengan gaji yang lumayan selama lebih dari tiga tahun. Meskipun bergaji besar, bagi Matthew tidaklah akan berarti banyak jika pengeluaran kita besar juga, karena pada akhirnya kita akan melihat net asset kita seberapa besar.Properti pertama yang Matthew beli adalah sebuah unit apartemen di Casa Grande, Kota Kasablanka.
Kenapa apartemen? karena apartemen lebih mudah untuk disewakan dan return sewanya tinggi sehingga dapat dijadikan passive income disamping harganya yang juga naik (capital gain).Pada waktu itu ia membeli apartemen tersebut dengan harga kurang lebih Rp1.1 milyar.
Bagi sebagian besar, tentu saja harga tersebut cukup mahal, selain karena masih awal launching, proyek pembangunan apartemen pun sempat mandek. Namun, Matthew tidak lantas membatalkan niatnya membeli dan darinya saya belajar 3 hal penting yang harus saya pertimbangkan sebelum membeli properti. Berikut ulasannya.
1. Lokasi yang baik
Daly berpikir bahwa lokasi properti yang akan Matthew beli sangatlah bagus dan menurut dugaannya harganya akan naik drastis. Matthew pun sependapat dengannya. Dalam membeli properti sangat penting untuk memikirkan lokasi yang baik. Pada saat itu mereka melihat bahwa properti ini terletak di kawasan segitiga emas, jalan besar dan juga terkoneksi dengan mall. Calon-calon tenant-nya pun bagus, mulai dari XXI, Starbucks, hingga SOGO dept.store pun akan buka di sana. Fakta ini tentu saja merupakan value yang tidak bisa diabaikan begitu saja, kan?
2. Uang Nggak Cukup ?! Manfaatkan Kredit Pemilikkan Apartemen (KPA)
Singkat cerita Matthew pun memutuskan untuk membelinya. Sayangnya pada saat itu ia hanya memiliki uang sebesar Rp 350 juta di tabungannya. Namun, tak hilang akal, ia segera mengambil KPA (kredit pemilikkan apartemen). Untunglah pada saat itu ia diperbolehkan untuk membayar DP (downpayment) sebesar 10% yaitu sekitar Rp110 juta. Meskipun kini kalau tidak salah, pembayaran DP minimal 30% (atau sesuai peraturan pemerintah), paling tidak dengan KPA, kamu tetap bisa membeli properti kan.
Dengan demikian sisa uang Matthew adalah sebesar Rp240 juta yang ia pakai untuk renovasi dan membayar cicilan selama beberapa bulan sebanyak Rp12 juta per bulannya.
3. Beli apartemen yang akan Complete maksimal dalam satu tahun
Disarankan membeli sebuah apartemen yang bangunannya akan complete dalam setahun atau kurang. Ini agar pembeli tidak terlalu lama mencicilnya atau akan menjadi negative cashflow yang terlalu lama
Setelah hampir 8 bulan menunggu, bangunan apartemennya pun jadi, tibalah saatnya apartemen tersebut diserah terimakan. Matthew pun merenovasi apartemen tersebut. Setelah beberapa bulan menunggu, Matthew menyewakan apartemennya dengan rate 18 juta per bulan! Angka yang sangat fantastis sebab disewakan ke seorang expat berkebangsaan Jepang . Secara tidak langsung, sang teman yang menyewa unit apartemen Matthew lah yang membayarkan cicilan KPA-nya ke bank. Matthew pun masih memilikki income surplus sebesar Rp.6 juta per bulannya.Lumayan banget kan? Dalam 4 tahun harga naik 100%!
Sekarang empat tahun telah berlalu, harga properti nya telah naik menjadi Rp.2.2 milyar. Secara harga sudah naik 100%, namun karena uang yang dikeluarkan oleh Matthew hanyalah sebesar Rp. 350 juta. Dengan dikurangi pokok utang bank sebesar Rp. 950 juta, hasil investasi Matthew mencapai 450% return dalam 4 tahun, atau sekitar 112% per tahunnya. Eits, ini belum termasuk surpus Rp. 6 juta pendapatan yang Matthew terima setiap bulannya atau Rp. 72 juta dalam setahun dari hasil sewa dikurangi cicilan. Wow!
Inilah keuntungan membeli properti disaat yang tepat ketika harga belum terlalu naik. Terutama apartemen yang dapat memberikan passive income disamping capital gain. Menurut analisis saya pribadi, keadaan sekarang ini cukup mirip dengan keadaan tahun 2010 ketika properti sedang mau booming yaitu ditandai dengan tren bunga bank yang cenderung bergerak turun dan kelesuan pasar akibat krisis ekonomi global.
Saya pribadi berpendapat tahun depan ekonomi akan bergeliat kembali, apalagi didorong oleh program pengampunan pajak yang diusung pemerintah.
So, jangan takut jika kamu belum punya uang untuk membeli properti yang terkesan mahal, kamu bisa mengambil fasilitas kredit properti bank dan menyewakannya.Terakhir, jika kamu tertarik membeli properti dengan maksud untuk menyewakannya, kamu perlu make sure lokasi di sekitar properti-mu terdapat kantor, kawasan bisnis, rumah sakit, instansi atau sekolah yang memilikki karyawan atau mahasiswa yang akan menyewa. Untuk mengecek rate bunga bank terbaru, kamu bisa cek di www.cekaja.com.
Selamat berinvestasi!
(STE)
Kembali ke page : Investasi dan Properti
Sumber : Moola.id, 5tips membeli properti